Friday, November 29, 2013

Tinggalkan Bedong Bayi Sekarang, Haruskah?

Hello Mama hebat! Kalo mama orang Indonesia asli, atau sudah lama tinggal di Indonesia, pasti mama sudah familiar dengan yang namanya bedong bayi. Swaddling atau bedong ini memang dipercaya sejak jaman dulu bisa meluruskan kaki bayi yang bengkok plus mencegah bayi masuk angin dan perut kembung.

Namun, jaman selalu berubah, dan mama mungkin sudah mendengar kontroversi tentang pemakaian bedong pada bayi yang berakibat negatif. Katanya, bedong bisa menghambat gerak tubuh bayi, atau malah membuat bayi sulit bernapas. Di luar negeri saja, bayi tidak ada yang dibedong dan semua punya tumbuh kembang yang baik.

Bedong Bayi

Apakah semua itu benar? Apakah swaddling memang tidak bermanfaat sama sekali? Apakah bedong bayi memang sudah layak ditinggalkan? Mari kita bahas satu per satu ya, mama ...

Apakah Membedong Bisa Meluruskan Kaki Bayi?

Ketika lahir, mama mungkin merasa aneh dengan bentuk kaki bayi yang sama sekali tidak lurus. Itulah kekuasaan Sang Pencipta yang membuat bayi yang begitu kompleks bisa muat di dalam rahim yang ukurannya begitu terbatas.

Sebenarnya kaki bayi yang bengkok memang menyesuaikan keadaan mereka di dalam perut. Setelah lahir, lama-kelamaan tulang bayi akan semakin kuat dan kaki akan lurus dengan sendirinya. Ini adalah perkembangan fisiologis yang normal pada manusia.

Kalaupun ternyata ada anak yang tumbuh dengan tidak lurus, bisa jadi dikarenakan asupan gizi dan vitamin yang kurang memadai.

Apakah Bedong Bayi Bisa Mencegah Perut Kembung?

Mama, bedong membuat bayi seperti dipeluk, merasa lebih nyaman, dan hangat. Buat mama, bayi yang dibedong lebih mudah diberi ASI. Bayi juga merasa sama seperti masih di dalam rahim sehingga bisa tidur lebih tenang dan nyenyak.

Tapi ingat ya, membedong bayi tidak boleh terlalu rapat/kuat karena bisa menghambat gerakan bayi dan suatu waktu bisa membuat susah bernapas. Waktu terbaik untuk mama membedong bayi adalah setelah mandi atau pada saat suhu udara dingin, sehingga kehangatan bayi tetap terjaga.

Jadi, apakah Mama boleh meneruskan tradisi bedong untuk bayi?

Boleh saja, Mama. Membedong bayi ternyata juga menstimulasi agar menghilangkan gerakan refleks bayi pada kejutan yang disebut hynogogic startles atau Refleks Moro. Jangan lupa untuk mengingat hal-hal berikut pada saat membedong bayi, ya ...

  • Pakaikan baju yang nyaman pada bayi sebelum dibedong. Pakaian bayi seharusnya terbuat dari bahan lembut dan menyerap keringat.
  • Jangan terlalu ketat memakaikan bedong. Berikan sedikit ruang antara tubuh dengan kain bedong, sehingga kaki dan tangan bayi bisa tetap bergerak walaupun terbatas.
  • Perhatikan bayi Mama. Terkadang ada anak yang tidak senang dibedong dan tidak bisa tidur dengan nyaman. Longgarkan bedongnya agar bisa bergerak lebih nyaman. Mama juga bisa membedong tidak dari leher, melainkan dari bawah ketiak ke bawah, sehingga tangan bayi bisa bergerak bebas.
  • Atur suhu ruangan agar tidak terlalu panas. Pemakaian bedong akan semakin membuat bayi gerah dan tidak nyaman. Ingat Mama, suhu normal tubuh bayi masih lebih 1 - 2 derajat lebih tinggi dari orang dewasa. Jadi, jangan berlebihan untuk membuat bayi tetap hangat ya..

Bagaimana kalau Mama sudah tidak ingin meneruskan bedong bayi?

Alternatif membedong bayi bisa dilakukan dengan memosisikan bayi dalam keadaan tengkurap sehari-hari. Posisi ini juga secara efektif bisa menghilangkan refleks moro yang dialami bayi akibat suara atau gerakan mengejutkan. Manfaat lain yang didapat dengan menengkurapkan bayi sedini mungkin adalah pertumbuhan tengkorak bayi yang lebih baik.

Semuanya kembali kepada Mama apakah ingin meneruskan bedong atau tidak sama sekali. Ingat untuk selalu membuat bayi nyaman ya, Ma..

0 comments:

Post a Comment

Mari berbagi pengalaman atau pendapat Mama soal ini, ya ..